Halaman Sampul Depan
Halaman Sampul Belakang
Caption Buku
Pertama, terimakasih untuk teman-teman yang telah
memberikan hadiah buku ini. Buku yang sangat bermanfaat sekaligus dapat menjadi
petunjuk praktis untuk saya (khususnya) dan kami dalam memahami seluk beluk
membangun bahtera rumah tangga yang islami. Buku yang terbit pada tahun 2011
ini, rupanya masih sangat kontekstual dan relevan untuk dijadikan bahan rujukan
pustaka. Secara sekilas warna dan desain covernya sungguh menggundang rasa
ingin tahu untuk segera membaca isi bukunya. Dan, walaupun belum bisa
meng-khatamkan seluruh isi bukunya semoga sedikit review ini bisa memberikan
sebuah ringkasan yang padat dan bermakna. Selamat menyimak...
Buku ini
membagi sub pembahasannya dalam 3 bab yang disebut ‘3 perayaan cinta’ yang
sungguh unik dan penuh makna. 3 perayaan cinta ini diambil dari potongan do’a
yang dipanjatkan ketika menghadiri sebuah walimahan.. baarakallahu laka wa baaraka ‘alaika wa jama’a bainnakuma fii khaiir.
Perayaan pertama “baarakallahu laka.. semoga Allah
mengaruniakan barakah kepadamu” dibahas dalam bingkai tema besar cintamu, sehangat ciuman bidadari.
Selanjutnya, di perayaan kedua “wa
baaraka ‘alaika... semoga Allah mengaruniakan barakah atasmu” yang membahas
tema besar dalam badai, dekap aku lebih
erat. Dan yang terakhir, perayaan ketiga yakni “wa jama’a bainnakuma fii khaiir... semoga Allah himpun kalian berdua
dalam kebaikan dengan tema besar genggam
tanganku, rasakan kekuatan cinta. Lengkap sudah sebuah do’a yang berarti
sangat mulia. Dari gambaran pembagian bab tersebut, tentunya masih menimbulkan
pertanyaan tentang kira-kira bagaimana isinya? Apa yang dibahas didalam
masing-masing perayaan? Tentunya semua ini akan berkaitan dengan tema-tema yang
sudah disebutkan di masing-masing perayaan. Buku ini membahas sebuah ‘proses
pernikahan’ dengan sangat runtut, dimulai dari awal penggambaran sepasang
pengantin baru hingga beragam pembahasan seputar pasca pernikahan yang beraneka
rasa.
Tujuan
pernikahan sejatinya berharap adanya barakah. Barakah mampu menghimpun semua
pengaharapan yang sejatinya berujung pada kebaikan. Harapan layaknya terucap sakinah mawaddah wa rahmah merupakan
bagian pengiring dari barakah. Secara sederhana penulis buku ini (Salim A.
Fillah) mendefinisikan barakah sebagai bertambahnya kebaikan dalam setiap
kejadian yang kita alami waktu demi waktu. Sedangkan dalam definisi menurut Aa
Gym, barakah adalah kepekaan untuk bersikap benar menghadapi masalah. Ibnul
Qayyim, mendefinisikan barakah adalah semakin dekatnya kita pada Rabb, semakin akrabnya kita dengan
Allah. Barakah diumpamakan oleh Umar bin Khatab sebagai dua kendaraan yang
tidak peduli mana yang dipilih (karena keduanya sama-sama baik), yakni shabr (sabar) dan syukr (syukur). Penjelasan
tentang sabar dan syukur juga dapat ditemui dalam hadis yang diriwayatkan Abu
Dawud dan Tirmidzi berikut:
Menakjubkan sungguh urusan orang
beriman. Segala perkaranya adalah kebaikan. Dan itu tidak terjadi kecuali pada
orang yang beriman. Jika mendapat nikmat maka ia bersyukur, dan syukur itu baik
baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, dan sabar itu baik baginya. (H.r. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Seketika
langsung ter-noted di memori jangka
panjang saya, berikut diiringi penggalan terjemahan surat Al-Baqarah 216 karena
saya pikir keduanya dekat kaitannya yakni sama-sama mengajak memaknai semua
kejadian dan takdir di dunia ini secara lebih bijak tentunya diiringi dengan
sabar dan syukur. Kalimat penjelasan tentang barakah dan hadis di atas (yang
saya temukan di bagian awal buku ini tepatnya hal. 25), penting untuk dibingkai
sebagai kata-kata mutiara yang harus senantiasa diingat untuk dapat menyikapi
gelombang pernikahan yang akan naik dan turun. Konsep barakah lah yang
sejatinya ditanamkan sejak awal penikahan, maka hal-hal apapun yang didasari
cinta dan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah akan terasa indah dan
nikmat.
Sebelum berlanjut ke pembahasan dari
masing-masing perayaan....sembari saya pun perlu menyelesaikan seluruh isi
bukunya (karena saya baru sampai pada perayaan kedua, masih ada satu perayaan
lagi) maka ada baiknya bersabar untuk menunggu postingan selanjutnya.
Sebenarnya dalam hal proses, mungkin saya baru menginjak dan sampai pada perayaan
pertama, baarakallaahu laka, namun
sepertinya pun tidak ada salahnya untuk belajar kedepan. Semoga ini bisa
menjadi bahan introspeksi sekaligus tindakan preventif untuk diri saya pribadi. Aamiin.
1 comments:
keren
Post a Comment